BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Semua orang memiliki tujuan dalam
hidupnya. Namun keterbatasan yang mereka miliki antara satu dengan yang lainnya
adalah menjadi alasan mereka untuk membentuk suatu organisasi. Dimana semua
orang berkumpul dalam suatu wadah untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan yang
telah mereka tetapkan.
Dalam setiap organisasi harus memiliki
pemipin agar berjalan dengan baik. Tanpa adanya pemimpin tentu sangat sulit dan
tidak mudah dalam menjalankan semua elemen yang ada dalam organisasi tersebut. Seorang pemimpin tidak
begitu saja dipiliih dan ditentukan. Ada kriteria-kriteria tertentu yang harus
dimiliki seseorang
untuk menjadi seorang pemimpin. Segenap kemampuan dalam berpikir dan
berbuat menjadi pertimbangan yang sangat penting diperhatikan. Oleh karena itu dibutuhkan sumber
daya manusia yang berkualitas. SDM yang berjiwa pemimpin, palint tidak untuk
memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola
diri, lingkungan, kelompok maupun organisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian pemimpin, kepemimpinan dan kekuasaan?
2. Apa
fungsi kepemimpinan?
3. Bagaimana
teori kepemimpinan?
4. Apa
saja tipe kepemimpinan?
5. Bagaimana
menjadi pemimpin yang baik?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui maksud dan fungsi kepemimpinan.
2. Untuk
mengetahui teori kepemimpinan.
3. Untuk
mengetahuimacam-macam tipe kepemimpinan.
4. Untuk
mengetahui bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemimpin, Kepemimpinan
dan Kekuasaan
Antara pemimpin, kepemimpinan dan
kekuasaan memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
Beberapa ahli berpandapat tentang
Pemimpin, beberapa diantaranya :
Ø Menurut Drs.
H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang
kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dalam mencapai tujuan.
Ø Menurut Robert
Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk
mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.
Ø Menurut Prof.
Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yang mampu menumbuhkan dan
mengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang
baik untuk masa kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima
kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia
sendiri mungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
Ø Menurut Lao
Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu mengembangkan orang
lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
Ø Menurut Davis and Filley, Pemimpin
adalah seseorang yang menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang
melakukan suatu pekerjaan memimpin.
Ø Sedangakn
menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang
mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas
utama dari kepemimpinan Pancasila adalah :
·
Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin
harus mampu dengan sifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan dan
ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
·
Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus
mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang
dibimbingnya.
·
Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus
mampu mendorong orang – orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dan
sanggup bertanggung jawab.
Menurut beberapa ahli pengertian kepemimpinan:
v Miftah Thoha,
menjelaskan kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang
lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perseorangan maupun
kelompok.
v Hadari,
memandang kepemimpinan dari dua konteks, struktural dan nonstruktural. Dalam
konteks struktural kepemimpinan diartika sebagai proses pemberian
motivasi agar orang-orang yang dipimpin melakukan kegiatan dan pekerjaan sesuai
dengan program yang telah ditetapkan. Adapun dalam konteks nonstruktural
kepemimpinan dapat diartikan sebgai proses memengaruhi pikiran, perasaan,
tingkah laku, dan mengerahkan semua fasilitas untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama.
v Tanembaum dan
Massarik menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses atau fungsi sebagai
suatu peran yang memerintah.
v Harold Kontz
menyatakan bahwa kepemimpinan adalah pengaruh, seni atau proses memengaruhi
orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan
antusias.
v Frigon
menjelaskan “leadership is the art and sciene of getting others to perform
and achieve vision.
v Nanus
mengemukakan “leadership role in policy formation has a solid foundation in
practice and is safely short of usurfing a governing broad’s prerogrative in
establishing policy”
v Overton
berpendapat “leadership is ability to get work done and through others while
gaining then confidence and cooperation”.
Maka dapat kita pahami bahwa
kepemimpian merupakan usaha untuk memengaruhi orang dengan memberikan motivasi
dan arahan agar bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
bersama.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau
melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitu pemimpin,
kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnya tersebut memiliki
keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan
hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang
berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut
pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan,
bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya
sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan
diterapkan.
Dari beberapa defisi mengenai pemimpin, kepemimpinan dan
kekuasaan maka dapat kita simpulkan bahwa Pemimpin adalah
orang yang tugasnya memimpin, sedang kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat
yang harus dimiliki seorang pemimpin. Maka kepemimpinan adalah kekuasaan untuk
memengaruhi seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan
sesuatu.
B.
Fungsi Kepemimpinan
Fungsi – fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut :
1. Fungsi
Perencanaan
Seorang
pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi
diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi.
2. Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa
memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta
selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya
proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangusng terus menerus tanpa
mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin
harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi
sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun
yang besar.
3. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak
saja diantara pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat rendah dan
menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin
sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah
laku sehari – hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak
pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan
dapat berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi
pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya
pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan
sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang elah ditetapkan
dalam rencana .
5. Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan
fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin
yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang
kurang berani mengambil keputusan.
Keputusan –
keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab masalahnya menyangkut
perhitungan – perhitungan secara teknis agar diambil dengan bantuan seorang
ahli dalam bidang yang akan diambil keputusannya.
6. Fungsi memberi motivasi
Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh
perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat,
membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan
prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah
yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat
diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya
diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya.
C. Teori
Kepemimpinan
Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
·
Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory
)
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari
pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali
di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan
diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam
perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir
psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya
dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman.
Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
Keith Devis
merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan
organisasi, antara lain :
a. Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai
kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan
mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada
umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pengikutnya.
b. Kedewasaan dan
Keluasan Hubungan Sosial
Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan
lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai
emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan
goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
c. Motivasi Diri
dan Dorongan Berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi
diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang
kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
d. Sikap Hubungan
Kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan
sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya
·
Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan
penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki
kecendrungan kearah 2 hal.
§ Pertama yang
disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal
ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia
berkonsultasi dengan bawahan.
§ Kedua disebut
Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan
kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam
pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan
dicapai.
Jadi,
berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang
pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil
yang tinggi pula.
·
Teori Kewibawaan Pemimpin
Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan
kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi
perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang
tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
·
Teori Kepemimpinan Situasi
Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang
baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat
kedewasaan bawahan.
·
Teori Kelompok
Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus
ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.
D.
Tipe-Tipe Kepemimpinan
Tipe
kepemimpinan dapat disebut dengan model (gaya) kepemimpinan seseorang. Tipe
kepemimpinan yang secara luas dikenal adalah sebagai berikut.
1. Tipe Otoriter
Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam
kepemimpinan ini, pemimpin bertindak sebagai diktator terhadap anggota
kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan
kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang. Bawahan
hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan
menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka
harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak.
Kelebihan:
a.
Keputusan
dapat diambil secara cepat.
b.
Mudah
dilakukan pengawasan.
Kelemahan:
a.
Pemimpin
yang otoriter tidak menghendaki rapat atau musyawarah.
b.
Setiap
perbedaan diantara anggota kelompoknya diartikan sebagai kelicikan,
pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang
telah diberikan.
c.
Inisiatif
dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan
untuk mengeluarkan pendapatnya.
d.
Pengawasan
bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala perintah
yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
e.
Mereka
melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-orang yang dianggap
tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam dengan
hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taat dan
menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
f.
Kekuasaan
berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan kecenderungan
untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan langsung.
g.
Dominasi
yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau menimbulkan sifat apatis.
2. Tipe Laissez-faire (Bahasa
Perancis : “biarkan mereka sendiri”)
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak
memberikan kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat
sekehendaknya.Pemimpin akan menggunakan sedikit kekuasaannya untuk melakukan
tugas mereka.Dengan demikian sebagian besar keputusan diambil oleh anak
buahnya.Pemimpin semacam ini sangat tergantung pada bawahannya dalam membuat
tujuan itu.Mereka menganggap peran mereka sebagai ‘pembantu’ usaha anak buahnya
dengan cara memberikan informasi dan menciptakan lingkungan yang baik.
Kelebihan:
a.
Keputusan
berdasarkan keputusan anggota
b.
Tidak
ada dominasi dari pemimpin
Kekurangan:
a.
Pemimpin
sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya.
b.
Pembagian
tugas dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk
atau saran-saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan dan
bentrokan.
c.
Tingkat
keberhasilan anggota dan kelompok semata-mata disebabkan karena kesadaran dan
dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpin.
d.
Struktur
organisasinya tidak jelas atau kabur, segala kegiatan dilakukan tanpa rencana
dan tanpa pengawasan dari pimpinan.
3. Tipe Demokratis
Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya.
Hubungan pemimpin dengan anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan, tetapi
lebih seperti kakak dengan saudara-saudaranya. Dalam tindakan dan
usaha-usahanya ia selalu berpangkal kepada kepentingan dan kebutuhan
kelompoknya, dan mempertimbangkan kesanggupan dan kemampuan kelompoknya.
Kelebihan:
a.
Dalam
melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan
saran dari kelompoknya.
b.
Ia
mempunyai kepercayaan pula pada anggotanya bahwa mereka mempunyai kesanggupan
bekerja dengan baik dan bertanggung jawab.
c.
Ia
selalu berusaha membangun semangat anggota kelompok dalam menjalankan dan
mengembangkan daya kerjanya dengan cara memupuk rasa kekeluargaan dan
persatuan. Di samping itu, ia juga memberi kesempatan kepada anggota
kelompoknya agar mempunyai kecakapan memimpin dengan jalan mendelegasikan
sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya.
Kekurangan:
a.
Proses
pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak.
b.
Sulitnya
pencapaian kesepakatan.
4. Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi
diplomatic. Pemimpin yang bertipe pseudo-demokratis hanya tampaknya saja
bersikap demokratis padahal sebenarnya dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia
mempunyai ide-ide, pikiran, atau konsep yang ingin diterapkan di lembaga
Pendidikannya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan dimusyawarahkan dengan
bawahannya, tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian rupa sehingga pada
akhirnya bawahan didesak agar menerima ide atau pikiran tersebut sebagai
keputusan bersama. Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah
kepada kegiatan pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus, samar-samar,
dan yang mungkin dilaksanakan tanpa disadari bahwa tindakan itu bukan tindakan
pimpinan yang demokratis.
Kelebihan Selalu mempuyai ide-ide atau
pemikiran-pemikiran yang baik dan selalu melalukan musyawarah
terhadap bawahannya
Kekurangan, Struktur
organisasinya tidak jelas atau kabur dan bawahan selalu di desak agar menerima keputusan
tersebut sebagai keputusan bersama.
5.
Tipe
Kharismatik
Seorang pemimpin
yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya yang
sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan para
pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang
tertentu itu dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut,
sikap, dan perilaku serta gaya dari si pemimpin.
E.
Menjadi Pemimpin yang Baik
Menurut William Glasser dalam bukunya, Choice Theory,
sesungguhnya di dalam situasi yang paling ekstrem sekalipun, seseorang tidak
dapat dipaksa untuk melakukan suatu pekerjaan. Jikalau orang tersebut mau
mengerjakan pekerjaan yang dipaksakan itu, biasanya hasil kerjanya tidak
memuaskan.
Dalam
bukunya tersebut, William menyebutkan 8
ciri perilaku yang menggambarkan sifat seorang pemimpin yang baik.
1. Beri teladan tentang arti sukses
kepada bawahan.
Alasan umum seseorang tidak berusaha
keras dalam bekerja adalah karena mereka tidak tahu persis tujuan mereka
bekerja. Ketidakadaan tujuan dan arah sering mematahkan motivasi kerja. Oleh sebab
itu, seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa memberi contoh
kesuksesan yang bisa diraih para bawahannya.
2. Beri bawahan Anda peralatan yang
mereka butuhkan.
Banyak orang mempersepsikan, tugas
seorang pemimpin adalah menyelesaikan masalah bawahannya. Namun, sebenarnya itu
bukan tugas dari atasan. Daripada terus-menerus turun tangan menyelesaikan
masalah orang lain, lebih baik berikan pada bawahan cara dan rambu
untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
3. Jangan sungkan untuk memuji
keberhasilan bawahan.
Tak hanya kritik, pujian dan
apresiasi terhadap hasil kerja bawahan juga dapat memotivasi produktivitas dan
membangun kepercayaan diri bawahan untuk lebih sukses lagi.
4. Berikan ruang untuk kesalahan.
Sesungguhnya kesalahan adalah guru
terbaik bagi pembelajaran, maka berilah toleransi bagi kesalahan yang dilakukan
bawahan. Terkadang kesalahan dilakukan bawahan bukan karena ia tidak becus
bekerja, tapi karena ketidaktahuannya akan suatu hal.
5. Delegasikan tugas tanpa banyak turut
campur.
Pemimpin yang baik adalah seorang
yang mampu mempercayakan tugas secara penuh kepada bawahannya. Biarkan bawahan
mengatasi kendala pekerjaannya sendiri. Namun, di sisi lain pastikan diri anda
selalu ada untuk membantu saat mereka membutuhkan Anda.
6. Lebih baik bertanya daripada memberi
nasihat
Seringkali bawahan anda tahu lebih
banyak daripada yang anda pikir mereka ketahui. Tanyakan pendapat mereka
tentang masalah-masalah yang sedang mereka hadapi di kantor. Dengan demikian,
Anda membantu mereka menyimpulkan sendiri jalan keluar terbaik dari masalah
tersebut. Hindari memberi nasihat, karena akan terkesan menggurui.
7. Bersikaplah ramah.
Aturan mainnya sungguh sederhana.
Jangan berharap orang lain bersikap ramah kepada anda jika anda
tidak ramah terhadap orang lain. Seorang pemimpin yang baik tak perlu menjadi
galak untuk bisa tegas dan efektif memanajeri bawahannya. Dengan bersikap
ramah, Anda akan selalu bisa melihat sisi positif dari setiap karyawan Anda dan
memotivasi mereka untuk bekerja lebih baik lagi.
8. Tak kenal maka tak sayang.
Kepemimpinan erat terkait dengan
hubungan antar manusia. Saat bawahan percaya bahwa anda tulus peduli dengan
mereka, mereka akan berusaha lebih baik dalam bekerja. Kenali lebih dekat
bawahan anda, dengarkan cerita dan keluh kesahnya. Pada akhirnya, kualitas
kepemimpinan seseorang dapat dilihat dari kualitas hubungannya dengan
orang-orang di sekitarnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Pemimpin adalah orang yang tugasnya memimpin, sedang
kepemimpinan adalah bakat dan atau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin.
Maka kepemimpinan adalah kekuasaan untuk memengaruhi seseorang, baik dalam
mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu.
DAFTAR PUSTAKA
Chaniago, Nasrul Syakur.2011. Manajemen Organisasi, Bandung: Citapustaka.
trimaksih,, sudh posting ..
BalasHapusin sangat membantu untuk menyelesaikan tugas saya...
izin kutip